Benar-benar melegakan. Bagai seperti mendapatkan gempuran bertubi-tubi. Kayak ketiban ombak pas lagi enak-enak ngupil ditepi pantai. Apa coba enaknya? Ngupil, ditepi pantai, en ketiban ombak. Eh, emang bisa yah ketiban ombak. Ke sapu kali neng?! Weks! emang ane sampah, pake ke sapu segala. Kalo gitu terhempas deh (sok puitis gitu). Tapi kayak layang-layang aja bisa ke hempas. Ahh, au-ah-‘elap. Niatnya kan mau bergumbiro riu, coz i’m back to save this damn blog from the emptyness. Halah, boso ne mekso banget.
Okey. Pahlawan telah kembali dari pertapaan kumpul lumut nya. Pertapaan kumpul lumut? Goossh! What is that! Hehe, kenapa ini dinamakan pertapaan kumpul lumut. Haha, mau tau?? Emmm… mmmutt dulu (ini ngambil perkataan tante-tante girang yang pernah menggoda saya ketika menjalankan tugas suci ke barat untuk mengambil kitab suci, halah). Fine.. fine… begini, ini adalah pertapaan yang benar-benar sakral. Perlu kekhusyukan, kesabaran dan ketelitian untuk menjalaninya. Benar-benar bukan pertapaan yang mudah. Begitu berat bahkan lebih berat daripada gajah jatuh dari pohon seperti yang ada pada iklan provider gsm, tetep juga berat meski gajahnya tak memakai celana dalam (ya iya lah, masa ya mulan jamilah).
Pertapaan kumpul lumut. Sebenarnya ini tidak berarti apa-apa, hahaha. Hanya ungkapan saya saja atas kerepotan yang selama ini menuhin saku celana, baju en jaket saya. Dasar! Benar-benar bukan orang yang produktif untuk membuat basa-basi dalam suatu postingan blog. Ndheso, Katrok… (cuplikan dari conthong-nya si arwana tukul). Katrok dhowo, Katrok cendhek opo Katrok njero Kang? … itulah apa yang akan saya katakan ketika kang Tukul akan mengatai saya begitu. Sayang batasan seleb dan rakyat memang terlalu jauh. Lha, kok jadi ngomentari orang laen.
Hal pertama yang membuat saya begitu kerepotan. Pembersihan kamar. Ato jika dimasukan ke dalam istilah komputer adalah Defragmenting and Disk Cleanup. Benar-benar menguras tenaga dan otak. Gimana enggak, Kamar sekecil kandang burung diisi dengan barang-barang sebanyak swalayan. Sejenak otak saya berfikir, mana yang harus di eleminasi dan masuk kotak. Barang-barangnya ato orang yang punya kamar? Weks!! Yang bener aja, apa gunanya kamar kalo orang yang punya kamar malah tereliminasi dan menempati pole position terakhir. Namun dengan berbagai adu argumen terhadap beberapa barang pribadi, meski sempat juga adu panco dengan koleksi majalah saya untuk merebutkan tempat tersisa di sudut kamar, akhirnya semua bisa tertata rapi (inget! rapi ukuran cowok berbeda dengan penilaian cewek).
Episode berikutnya adalah ujian akhir semester yang sempat membuat saya tak bersemangat. Bukan masalah ujiannya, melainkan cicilan nilai sebelum ujian sama sekali tidak ada. Jadi secara otomatis nilai akhir sama sekali tanpa penyokong, doping dan penyemangat. Benar-benar na’as. Untuk yang satu ini saya tidak mampu untuk bercerita maupun berkomentar. Benar-benar membuat saya tidak habis pikir, gimana bisa habis pikir orang saya masih kenyang.
Tugas Proyek, kasus ini seperti Tugas Akhir atau Skripsi. Pengerjaan kelompok dan mengerjakan sebuah proyek yang berhubungan dengan teknik informatika dan sistem informasi baik itu berbentuk Aplikasi Desktop atau Sistem Berbasis Web. Benar-benar menyusahkan saja. Pengkondisian, awal berjalan dengan tidak bersemangat. Pembagian Job Description, benar-benar bikin bingung. Pengajuan proposal kerja sama dan penawaran project ke berbagai instansi dan untuk sementara nihil. Benar-benar bikin susah. Penawaran terakhir di wonosari dan itupun di cancel. Menyebalkan. Langkah terakhir manipulation dan berharap tidak ada curigation dari sang dosen. Namun bukan manipulasi seutuhnya dan dengan tempo sesingkat-singkatnya.
Karena ini benar-benar mengatasnamakan pihak sekolah yang benar-benar eksis, bahkan lengkap dengan kontrak bermaterai. Untuk beberapa waktu sebelumnya saya masih menjabat sebagai design sistem, namun begitu waktu kian bergulir jabatan berubah meski tidak total. Seiring waktu jabatan saya beralih dari design sistem ke programmer. Weks!! Lha gimana tuh, saya ini masih menjadi mahasiswa teknik yang amatiran, mahasiswa yang masih punya kewajiban ngulang dua semester, mahasiswa yang masih punya IQ ngesot-ngesot, masa mahasiswa kaya gini dijadiin programmer. Tapi sekali lagi, saya seperti ngomong dengan batu nisan bertangan dua dan berkaki dua, karnivora dan spesies beranak-melahirkan.
Untuk sementara saya enjoy dengan jabatan saya sebagai programmer blo’on, tetapi sejalan dengan waktu saya mulai dongkol. Gimana enggak?! Orang baru mulai coding interface aja udah banyak errornya, Gile… ajib bener niy!! Akhirnya konsultasi pun tak terelakkan, baynak pertanyaan saya lontarkan dan banyak pula jawaban yang saya dapatkan meski saya ndak tau jawaban-jawaban tersebut untuk pertanyaan saya yang mana. Malah saya seperti kembali ke masa SMA karena harus mencocokkan antara pertanyaan dan jawaban yang sudah tersedia. Benar-benar nostalgia yang menjemukan. Alhasil, dibagian endingnya. Saya mendapatkan titik temu, yaitu titik-titik tadi telah bertemu dan menciptakan titik temu yang tetap membuat saya bingung mengapa setelah mereka semua bertemu malah membuat saya semakin bingung.
Kejar deathland, deathline, dateland dan dateline. Pengejaran ini telah berlangsung lama, sempat melewati pintu tol berkali-kali dan berputar-putar dialun-alun kemudian diteruskan dengan senam dan peregangan. Otak semakin dipaksa untuk tetap bekerja meski oli mesin hanya tinggal setetes, itupun sudah hitam. Seperti mesin kendaraan yang kehabisan oli, otak saya benar-benar panas saat itu, asap mengepul dari ubun-ubun. Mungkin ini karena Air Conditioner (AC) otak saya sedang diperbaiki karena kemarin sempat memakan korban seorang anak kecil, pertama diputer, dijilat lalu dicelupin. Mungkin memang karena hal tersebut hingga AC otak saya menjadi rusak, karena sewaktu memakan korban ia tidak mengunyahnya dulu.
Dan sekarang sewaktu saya menulis postingan ini saya sudah agak setengah gila karena stress berat, memori otak saya berkurang lebih banyak dari dugaan saya. Karena sejak satu jam lalu ketika saya berfikir untuk menulis postingan ini dan hingga sekarang, saya baru ingat bahwa tadi sebenarnya saya ingin makan malam dulu. Benar-benar menjadi orang yang begitu sangat banget pelupa abis sekali. Baik, mungkin sebaiknya saya melaksanakan ibadah makan dulu dan tulisan saya hentikan samapai disini. Baik Komandan, Laporan telah selesai. Menunggu Perintah selanjutnya. BUBAAAAAR DITEMPAT… JALAN!